Rawa Pening – Keadaan Alam, Legenda & Wisata Favorit


Rawa Pening – Sektor pariwisata Indonesia memang dikenal unggul di kancah Asia. Banyak daerah rekreasi mempesona yang mampu dikunjungi, baik berupa rekreasi buatan maupun alam. Saat ini wisata alam ialah jenis rekreasi yang lebih banyak digemari oleh pelancong setempat ataupun ajaib.





Salah satunya adalah wisata danau alam di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, adalah Rawa Pening. Keindahan pemandangannya sulit didapatkan di tempat lain, sehingga banyak orang yang memilih piknik ke tempat ini serta lokasinya yang mudah dijangkau.






Danau Alam Rawa Pening





Dalam bahasa Indonesia, Rawa Pening mempunyai makna Rawa Bening. Nama tersebut diberikan oleh penduduk lokal alasannya adalah air yang ada di rawa danau ini sungguh bening. Danau alami ini sungguh luas dan mencakup 4 kecamatan berbeda, adalah Banyubiru, Bawen, Tuntang dan Ambarawa.





Tempat wisata Rawa Pening gampang dituju oleh pengunjung dari luar kawasan sekalipun. Rawa seluas 2.670 hektar ini berada diantara 3 gunung, adalah Gunung Ungaran, Gunung Merbabu dan juga Telemoyo. Jika diamati, lokasinya berada di cekungan paling rendah diantara lereng gunung-gunung tersebut.





Pemandangan yang ada di Rawa Pening dipastikan membuat pelancong tertegun. Terlebih dikala cuaca cerah tetapi tidak terlalu terik, pengunjung akan betah berlama-lama di obyek wisata ini.





Ketika berada di Rawa Pening, turis dihidangkan dengan pemandangan indah dari gunung-gunung disekitarnya. Suasana rawa juga cukup sejuk, sehingga cocok sebagai lokasi wisata keluarga.





Lokasi dan Harga Tiket Masuk





Rawa Pening berada di kawasan Semarang, Jawa Tengah. Untuk menuju ke destinasi rekreasi ini, kita bisa melalui jalur Ambarawa. Lokasinya berada di jalan lingkar selatan kilometer 3 Ambarawa.





rowo pening




Bagi yang pernah berkunjung ke Ambarawa, mungkin telah mengenali lokasi ini. Dari kota Semarang, Rawa Pening mampu dijangkau dengan perjalanan sekitar 34 km atau 1,5 jam memakai mobil.





Harga tiket masuk Rawa Pening cukup murah. Pengunjung cuma perlu membayar sebesar Rp 2.500 per penduduknya. Harganya justru lebih hemat biaya daripada biaya parkirnya, alasannya adalah parkir untuk motor Rp 3.000 dan mobil Rp 5.000.





Wisatawan dapat berkunjung dan menikmati keindahan Rawa Pening mulai dari pukul 8 pagi hingga dengan 9 malam. Panjangnya waktu operasional ini menciptakan turis dapat puas menikmati panorama yang ada.





Jangan lupa untuk mengabadikan setiap momen saat berada di rawa alami ini. Banyak spot yang sangat instagramable dengan latar belakang yang indah. Bagi yang menyukai fotografi, ini akan menjadi hal yang sungguh seru untuk dicoba.





Selain panorama alam, di tempat Rawa Pening terdapat rumah makan apung yang menawarkan hidangan-sajian masakan lezat. Setelah puas berjalan-jalan menikmati panorama alam, pasti merasakan kuliner yakni salah satu hal yang layak dijalankan.





Masalah Lingkungan





Di balik keindahannya, danau Rawa Pening mengalami kondisi yang memprihatinkan. Waduk seluas 2.670 hektar yang terbentuk secara alami mengalami permasalahan lingkungan, ialah populasi eceng gondok yang tidak terkendali serta duduk perkara sedimentasi.





eceng gondok




Kedalaman Rawa Pening di tahun 1990 yang semula 15 meter, ketika ini hanya tersisa 3 meter balasan pendangkalan. Pendangkalan dasar danau disebabkan oleh flora liar eceng gondong yang sudah mengikis lebih dari 75% luas kawasan danau. Adanya nutrisi berlebihan dalam air rawa disangka menjadi penyebab betapa masifnya perkembangan tanaman air tersebut.





Untuk mengatasi invasi eceng gondok yang berlebihan, penduduk sekitar waduk sudah diberi training mengenai cara pencucian dan pemanfaatan eceng gondok untuk kerajinan.





Selain sedimentasi balasan aspek alam, penyebab pendangkalan lainnya adalah adanya tumpukan sampah atau limbah rumah tangga dan pabrik yang terbawa pedoman 14 anak sungai yang bermuara di Rawa Pening.





Penggunaan lahan rawa untuk pertanian pasang surut juga memperparah keadaan waduk. Sekitar 812 hektar sawah dikala menempati kawasan danau yang harusnya ditujukan untuk menampung air.





Masalah lingkungan mirip pendangkalan atau sedimentasi menimbulkan daya tampung air menurun drastis. Bahkan, Rawa Pening sudah masuk ke dalam daftar 15 danau kritis di Indonesia.





Legenda Rawa Pening





Terdapat kisah rakyat yang turun temurun dikisahkan oleh penduduk sekitar rawa, adalah berkaitan perihal asal undangan Rawa Pening.





Dahulu masa, terdapat sebuah desa bernama Ngasem yang ditinggali oleh perembuan bernama Endang Sawitri. Perempuan melahirkan seorang anak yang berwujud seekor naga yang bisa berbicara seperti insan, bernama Baru Klinting.





rawa pening




Setelah menginjak usia cukup umur, Baru Klinting mengajukan pertanyaan terhadap Ibunya tentang siapa ayahnya. Ibunya menjawab bahwa ayahmu ialah Ki Hajar Salokantara yang ketika ini bertama di Gunung Telomoyo.





Selanjutnya, Baru Klinting pergi dan ingin mengunjungi pertapaan sang ayah dengan menjinjing barang peninggalannya berbentukklintingan. Singkat kisah, Baru Klinting sukses berjumpa dan meyakinkan bahwa beliau sungguh-sungguh anaknya berkat klintingan yang dibawa.





Namun Ki Hajar Salokantara meminta satu syarat lagi agar pengakuannya diterima, ialah menyuruh Baru Klinting yang berwujud ular naga untuk melingkari Gunung Telomoyo. Setelah itu, Baru Klinting juga diminta bertapa di hutan lereng gunung oleh ayahnya.





Selang waktu berlalu, sebuah hari penduduk Desa Pathok akan menyelenggarakan upacara budpekerti sedekah bumi sehabis panen. Agar pesta semarak, warga desa kemudian melakukan perburuan ke dalam hutan, tetapi tidak seekor binatang pun mereka temukan.





Pada jadinya, mereka mendapatkan seekor ular naga besar dan memangkas-motong dagingnya untuk diolah. Saat pesta berjalan, datanglah Baru Klinting yang menjelma menjadi seorang anak.





Anak tersebut ingin ikut menikmati sajian, namun warga desa merasa angkuh dan jijik, lalu mengusirnya. Betapa sakit hatinya Baru Klinting, lalu beliau pergi meninggalkan desa tersebut.





Ditengah perjalanan, dia bertemu dengan janda renta yang baik hati. Baru Klinting diajak singgah ke rumahnya dan dilayani dengan baik. Sebelum pergi, Baru Klinting sempat berpesan kepada nenek bau tanah tersebut “Nek, jikalau mendengar bunyi gemuruh, segeralah siapkan lesung agar kau selamat”.





Baru Klinting yang mencoba kembali meminta kuliner ke penduduk desa, lagi-lagi ditolak dan diusir. Kemudian baru Klinting menancapkan lidi ke tanah dan menantang warga desa untuk mencabutnya. Semua warga mencoba, namun tak seorang pun mampu mencabutnya.





Akhirnya, Baru Klinting mencabut sendiri lidi tersebut dan keluarlah air yang sangat deras dan menggenangi desa. Banjir ini mengakibatkan seluruh warga desa tenggelam, kecuali si nenek janda renta yang selamat menaiki lesung.





Dari legenda itulah, rawa ini dijuluki Rawa Pening yang memiliki arti rawa dengan air yang bening.





Wisata Sekitar Rawa Pening





Selain menimati pemandangan rawa dan alam sekitarnya, kita juga mampu berkunjung ke kawasan-tempat lain yang tidak kalah asyiknya, yakni:





sabana rawa pening




1. Bukit Cinta





Obyek wisata ini berada di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Bukit Cinta juga menjadi pintu masuk wisata utama Rawa Pening. Berkunjung ke Bukit Cinta membuat para pelancong dapat langsung berlangsung-jalan di tepi danau. Kita juga dapat menyewa perahu dan menuju tengah-tengah rawa.





2. Wisata Kereta Api Ambarawa – Tuntang





Lokasi rekreasi lain yang berada di sekitar Rawa Pening ialah Museum Kereta Api Ambarawa. Di museum ini, pengunjung mampu menaiki kereta rekreasi menuju stasiun Tuntang pada hari libur. Kereta akan melalui jalur di samping Rawa Pening, direkomendasikan duduklah disebelah kanan biar mampu menikmati pemandangan rawa berlatar pegunungan yang indah.





3. Eling Bening





Eling Bening yaitu suatu resto besar di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Disini tersedia aneka wahana outbound, bak renang, serta restoran yang menyajikan kuliner. Dari atas bangunan Eling Bening, kita dapat menikmati luasnya Rawa Pening dari ketinggian.





4. Sumurup Rawapening





Jika menaiki kereta api dari Ambarawa ke Tuntang ialah untuk menikmati keindahan Rawa Pening dari kereta api, hal ini berbeda bila kita berada di Sumurup. Disini kita justru akan menyaksikan kereta api bau tanah yang hendak melintas dengan latar belakang rawa dan pegunungan dibelakangnya.





5. New Sabana





Surutnya air rawa saat ekspresi dominan kemarau, memunculkan padang rumput hujau yang sangat luas. Lokasi yang disebut New Sabana Rawa Pening ini berada di Dusun Klurahan, Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Disini kita mampu menikmati hamparan rumput berwarna hijau dengan latar pegunungan yang mempesona.





6. Monumen Palagan Ambarawa





Monumen Palagan Ambarawa yaitu bangunan yang menjadi saksi perjuangan Indonesia pasca kemerdekaan. Monumen ini dibangun bermaksud untuk mengenang peperangan 12 hingga 15 Desember 1945. Pada waktu itu, rakyat Indonesia melawan prajurit sekutu.





7. Dusun Semilir





Posisi Dusun Semilir berada di pinggir jalan utama Semarang-Solo-Yogyakarta, tepatnya di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 49, Bawen, Ngemplak, Semarang Jawa Tengah. Disini kita akan disugi banyak spot foto bertema Alun Eropa, Alas Tirta dan Banyu Biru.





8. Kampoeng Kopi Banaran





Letak Kampoeng Kopi Banaran tidak terlampau jauh dari Rawa Pening, cuma sekitar 9,4 km. Disini kita mampu menikmati pemandangan alam dengan menjelajahi kebun kopi dan melakukan acara luar ruangan. Tempat ini menyuguhkan pemandangan tujuh gunung yang mampu kita nikmati, yakni Merbabu, Sindoro, Sumbing, Andong, Ungaran, Telomoyo dan Ungaran.





9. Cimory On The Valley





Tempat wisata yang dibuka semenjak 2020 ini memiliki banyak hiburan menarik dan seru. Terdapat wahana edukasi, bahkan pengalaman menunggang, memerah sapi hingga memberi pakan ternak bisa kita peroleh disini.





10. Saloka Theme Park





Lokasi rekreasi ini menyajikan berbagai wahana mempesona, seperti wisata edukasi hingga memacu adrenalin. Beberapa wahana yang wajib dicoba mirip Zona Kamayayi, Zona Ararya, Zona Segara Prada, Zona Pesisir, dan Zona Belantara.





11. Taman Bunga Celosia





Bagi yang suka dengan tumbuhan bunga, Taman Bunga Celosia bisa menjadi tujuan rekreasi alternatif di Ambarawa. Jarak daerah ini dari Rawa Pening sekitar 13,4 km. Disini kita bisa menikmati koleksi bermacam-macam jenis bunga yang ditanam dengan rapi membentuk taman-taman indah, seperti Little Italia, Little Korea, dan Marine Park.


Comments

Popular posts from this blog

Siklus Karbon – Pemahaman, Sumber, Proses Dan Faedah

Experience Modern Living at Aviator Apartments - Your Ultimate Urban Retreat

Experience Luxury and Convenience with Castle & Cooke Aviation's Top-Notch Private Jet Services